Tuesday, 18 September 2012

It's Not That Simple

Baru kali ini aku tidak meng-amin-i doa atau harapan seseorang. Bangun pagi sekitar jam lima lewat, aku langsung sms Mba Anna (kakak-ku). Hari ini ulang tahunnya yang ke 31. Aku ucapkan selamat ulang tahun, sehat selalu, dan semakin bijaksana dalam hidupnya. Ga sedikitpun menyinggung tentang impiannya tentang keluarga kecil (anak-red) yang diimpikannya. Kenapa aku ga menyinggung soal anak? Karena aku, somehow, suatu saat juga ga mau ditanya soal anak, kalau waktuku belum sampai.

Sekitar jam sembilan kurang, saat aku di kantor sedang membaca Tempo edisi minggu ini, aku terima sms balasan dari Mba Anna. Isinya kurang lebih ucapan terima kasih, dan harapannya agar aku menikah tahun depan. Datang dari dia, dalam kondisi diantara kami bertiga (Mba Anna - aku - Putri) yang sedang rekonsiliasi membuatku bergidik membaca kalimat itu. Aku ingin protes, tapi aku biarkan, karena hari ini harinya. Next time, aku akan minta klarifikasi.

Maaf Mba, bukannya aku tak sayang padamu. Bukannya aku tak setuju padamu. Tapi bukan begini caranya menunjukkan rasa sayangmu pada adik-adikmu. Setelah kamu terang-terangan mengatakan ga setuju pada Krisna sebagai pasangan Putri, dan dengan santainya meminta Putri memutuskan Krisna, lalu sekarang kamu dengan santainya "minta" aku menikah tahun depan. 

It's not the simple, Mba...
This is not about me who never ever have any boyfriend. But it's about the way you treat us. It doesn't fair enough. 

So sorry Sist....

Monday, 28 May 2012

Blue Whale Is Going to USA

You're going somewhere. And I'm going to miss you somehow.

This picture is taken from http://image.shutterstock.com/display_pic_with_logo/437/437,1277910973,3/stock-vector-cute-whale-vector-56273554.jpg

Hiks...di satu sisi sedih, di satu sisi senang pas baca sms darimu tentang kelulusanmu dalam sebuah seleksi program di USA. Sedih, karena baru ngeh dengan perasaanku ke kamu, meskipun relasi kita (hanya) sebatas teman. Senang, karena kamu bakal sekolah lagi. Yah...memang bukan S-2, tapi ini kesempatan besar dan berharga buatmu di bidang akademisi dan juga menunjang kapasitasmu sebagai pengacara publik. Sepuluh bulan. Dan aku berharap miracle itu ada. Sekali ini saja.

Good luck, dear AA. 

Tuesday, 22 May 2012

Stefani Joanne Angelina Germanotta

Ini kali pertama aku menulis tentang konser Lady Gaga (LG) yang seminggu terakhir ramai dibicarakan orang. Sejak pertama kali kemunculannya, aku tidak terlalu mengikuti perkembangan lagu-lagunya. Tapi yang aku tahu dari beberapa situs berita seperti BBC dan Daily Mail, penyanyi yang satu ini terkenal nyentrik, baik di atas panggung maupun dalam tampilan sehari-harinya. Salah satu bentuk ke-nyentrik-annya adalah pakaian dari bahan dasar daging segar yang dikenakannya pada salah satu acara penganugerahan musik. Tidak terbatas pada pakaian, LG juga selalu tampil dengan aksi panggung yang mengundang decak kagum penonton. Pernah dia tampil memasuki panggung dengan aksi bersembunyi pada telur artifisial yang diusung oleh para penarinya.  Pada akhirnya aku tahu, pemilik nama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini tak main-main dalam karier yang dibangunnya. Di Daily Mail pernah diberitakan LG mendirikan semacam youth center untuk anak muda di Amrik sana untuk berkarya lebih kongkrit dalam aktivitasnya terkait dukungannya terhadap kelompok minoritas LGBT. Sayang, aku tak lagi menemuka link berita tentang youth center ini, tapi seingatku, peresmian youth center itu juga dihadiri First Lady Michelle Obama dan Oprah Winfrey (CMIIW ya...). 

Dalam beberapa waktu terakhir ini, LG mengadakan world tour concert dengan tema Born This Way, yang merupakan salah satu judul lagunya yang di-release di awal kemunculannya. Aku sudah beberapa kali mendengar lagu ini, tapi ga pernah ngeh dengan judulnya. Yang paling aku inget, tanpa harus melihat video clip-nya hanya Alejandro. Lalu kesininya ada Poker Face, Judas, dan lain-lain yang tidak aku hapal sama sekali. Aliran musik LG bukan pilihan utamaku, tapi aku suka mendengarkannya sesekali. Untukku pribadi, kedatangan LG ke Indonesia dalam hal ini Jakarta, jadi bahan obrolan saat makan siang dengan AA sekitar dua minggu yang lalu. Aku baru ngerti AA suka LG, mengikuti lagu-lagunya LG. Dan karena itu pula aku jadi (sedikit) ngikuti berita kontra kedatangan LG ke Jakarta. 

Adalah FPI yang secara terang-terangan bersuara menolak kedatangan LG ke Jakarta. Tidak cukup menolak, bahkan mereka juga mengancam jalannya konser tersebut. Protes dari FPI ini disuarakan tidak lama setelah aksi brutal FPI terhadap rangkaian diskusi Irshad Mandji di beberapa kota. Entah sengaja entah tidak. Tapi aku cenderung yakin mereka sengaja. Dan seperti yang sudah kita baca di media massa, kepolisian cenderung takut atas ancamana FPI. Dan seperti yang sudah-sudah, bukannya Polri makin merapatkan barisan tetapi malah memerintahkan konser dibatalkan. Sama halnya dengan kejadian Towik, jurnalis dari Aliansi Sejuk yang di-BAP-kan buntut dari tindak kekerasan yang diterima Towik dari FPI saat meliput ibadah jemaat HKBP Filadelfia Bekasi. FPI berasalan mengapa sampai melakukan itu karena marah melihat Towik mengenakan baju yang bertuliskan "Melawan Tirani Mayoritas", dan kepolisian-pun menyalahkan Towik yang mengenakan baju bertuliskan kalimat tersebut. Sama halnya dengan konsernya LG, Polri lebih memilih melarang konser diadakan ketimbang mempererat barisan pengamanan konser. Logikanya mereka bener-bener kebalik banget.

Artikel The Jakarta Post hari ini tentang LG (Gaga Speaks Out About Jakarta Drama) adalah satu-satunya pemberitaan yang aku baca secara utuh selama pro-kontra ini berlangsung. Dan beneran aku ga habis pikir dengan FPI. Munarman, jubirnya FPI bilang, seharusnya umat kristen juga harus ikut menolak kedatangan LG karena LG sudah menyalahgunakan salib pada video clip Judas. Dan dia juga berkata, seharusnya masyarakat memuji (atau dalam hal ini mendukung) tindakan FPI menolak kedatangan LG ketimbang protes atas tindakan represif FPI terhdap kelompok minoritas. Hadeeeeeeeeeeeehhhhhhhhhhh...ni orang sadar ga siy, ga satupun dari dua tindakan yang dia sebutkan itu manusiawi. Sejak dari pikiran dia sudah diskriminatif, dan itu yang tercermin dari tindakannya. Aku pribadi, ga pernah merasa tersinggung dengan lagu Judasnya LG. Sama halnya waktu majalah Tempo di salah satu edisi penerbitannya tiga atau empat tahun yang lalu menampilkan karikatur lukisan The Last Supper. Aku inget, Pak Asmara (alm.) saat itu tanya, Wiwiek, apa pendapatmu dengan cover ini? Kamu tersinggung, ga? Aku jawab, aku biasa saja dengan cover itu, malah menurutku bagus, lucu, tapi mengandung makna kita harus selalu aware dengan jaringan cendana. Buatku, penggunaan lambang agama sebagai bagian dari seni tetap harus diapresiasi. Alasannya sederhana, karena aku belum tentu bisa berbuat se-inovatif atau se-kreatif mereka yang menggunakan simbol agama itu. 

Hm...apa ya yang membuat orang-orang itu (FPI-red) menjadi seperti kuda terkurung dalam tempurung dan kacamatanya? Ah...ga perlu cari jawaban. Satu yang pasti, sejak dari dalam pikiran mereka sudah diskriminatif. Kalau kamu gimana? 

PaMeR

Hari ini belajar lagi tentang hal memberi. Kaitannya dengan pamer, supaya orang lain tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu.

Jarang aku menulis dan mengkaitkannya dengan perikop (penggalan) di Kitab Suci, malah baru kali ini. Tapi apa yang kupelajari hari ini bener-bener mengingatkanku pada perikop Matius 6 : 1- 4 (tentang hal memberi). Aku ga hapal persis isi perikopnya (well...kapan siy aku hapal isi Kitab Suci? Hehehe...) tapi satu diantaranya kira - kira mengatakan jika kita memberi, maka sebaiknya hal itu tidak diketahui oleh tangan kirimu.

Percakapan via sambungan telpon dengan seorang Bulik (salah satu adiknya Papa) siang ini membuatku ingat pada kalimat diatas. Ngakunya siy ga pamer, tapi nominal transferan untuk keluarganya Oom (adik Papa yang lain) akhirnya disebutkan juga. Ngakunya siy ikhlas, tapi disebutkan juga bakal cerita ke yang lain.

Hadeh...Bulik...Bulik...sedih deh melihat sikapmu ini. Mama Papa udah tahu lama soal ini, dan sudah berinisiatif, malah sudah melakukan sebelum Bulik sibuk sounding sana-sini. Seolah-olah itu ide orisinalmu. Fiuh...#ngelapjidat

But anyway...aku malah tambah bangga dengan sikap Mama Papa. Melakukan sesuatu beyond pikiran kalian semua, dan jauh dari hiruk-pikuk pengumuman kalian melakukan ini itu.

Monday, 21 May 2012

LiMa JaM

Lima jam yang "menggilakan"

Kenapa menggilakan? Karena aku rally baca Partikel.

This picture is taken from http://photo.goodreads.com/books/1333816801l/13582635.jpg
Dari jam enam sore sampai jam setengah dua belas malam.
Keputus tiga puluh menit setelah tiga jam pertama karena aku perlu waktu untuk menjemur dua setengah ember cucianku. Well, sebenernya ga perlu waktu sampai setengah jam siy, tapi karena aku ngejemurnya sambil penthalitan...ya begitulah jadinya :-D

Sepanjang waktu membaca buku ini jantungku deg-deg-an mulu. 
Aku kayak orang kalap.
Sakaw abeeeeeeezzzzzzz....

Fiuh...ntar dilanjutin lagi cerita kenapa aku jadi bertingkah begitu.