Thursday 4 December 2008

--tO rEsCuE a SiNnEr LiKe Me--


I don't understand how a God so divine
Could lower Himself to a life such as mine
And consider me worth every minute of time
To rescue a sinner like me

When I think of my savior alone on the cross
I know without Him
That my life would be lost
If He had not been willing to suffer the cost
To rescue a sinner like me

To rescue a sinner like me God
To rescue a sinner like me
He abandoned His throne and His kingdom above
To rescue a sinner like me

My mind is so limited that I cannot see
The reason He died and arose just for me
So unworthy as I, yet He gave willingly
To rescue a sinner like me

To rescue a sinner as worthless as I
Yet He gave me a reason to sing

It's so hard to believe but it happened to me
Hallelujah to Jesus my King

My King


Sumber Gambar : mycrosssticthpatterns.com

Many thanks for Uncle Jess...especially for being my best friend in my whole life
I LOVE U


Wednesday 3 December 2008

aBsEn

yah...Bapak tua itu sudah absen sejak hari sabtu yang lalu yang artinya sudah 5 hari beliau tidak mendapatkan penghasilan dari lapak korannya. Entah kenapa, situasi ini mengusik diriku, aku bertanya-tanya pada warung kecil yang berada di sebelah lapaknya. Tidak ada keterangan yang berarti selain tidak tahu dari pemilik warung itu. Ini kali kedua aku memperhatikan dalam kurun waktu 1 tahun aku kost di daerah Matraman. Pertama kali melihat lapaknya tutup sekitar pertengahan November yll, tutup 2 hari, tapi pada saat lapaknya buka kembali aku pun lupa bertanya mengapa 2hr kemarin dia tidak berjualan. Interaksiku dengan bapak itu dimulai saat aku mengunjungi lapak korannya untuk membeli Cita Cinta setiap 2 minggu sekali dan Kompas Minggu yang juga tidak teratur. Terkadang, jika aku lewat pagi hari saat akan ke tempat kerja atau ke tempat lain, aku berusaha untuk selalu melakukan kontak dengan beliau, entah dengan senyum dan anggukan ataupun dengan sapaan-sapaan pendek seperti "selamat pagi Pak" dan dijawab dengan "Pagi juga neng..mau berangkat ya?"

Terus terang, interaksiku tidak terlalu banyak selain bertanya mengenai koran atau majalah yang aku cari. Sedikit keterangan yang sempat aku dapat darinya bahwa beliau tinggal di sekitar kayu manis juga, yang berarti ga jauh dari kost-an, tapi saat itu beliau tidak menyebutkan persisnya kayu manis berapa. Entahlah, aku merasa ada yang hilang, bukan karena kemudian aku tidak bisa beli koran atau majalah di lapaknya tapi aku merindukan interaksi kecil yang kami lakukan tiap pagi. Aku berharap tidak ada yang buruk yang terjadi dengan Bapak itu.

Monday 1 December 2008

aKhIr PeKaNkUw


Bermakna...ya aku merasa sangat bermakna saat akhir pekan kemarin. Kebetulan aku bertandang ke rumah Om dan Tante yang ada di Cibinong, ada sedikit rasa kangen yang membuatku mendatangi rumah itu. Kangen pada suasana keluarga dan kangen pada beberapa teman yang ada di sana, juga kangen sama Titan dan Garry, sepupuku, selain juga kangen pada hijaunya pepohonan yang ada di sekitar rumah. Selain itu, aku juga sekalian memanfaatkan kesempatan untuk ketemuan dengan Romo Felix, yang kebetulan sedang mengunjungi keluarga kakaknya disela kunjungan tugas tarekatnya di Jakarta. Mengenai pertemuanku dengan Romo Felix akan kuceritakan di paragraf berikutnya.

Perkenalanku dengan Romo Felix baru berlangsung sekitar 1 tahun dan itu merupakan sebuah perkenalan yang sudah jamak di masa sekarang tapi bagi beberapa orang barangkali tidak masuk akal. Aku dan Romo Felix kenalan via YM, satu hari tiba2 saja aku mendapat invite dari ID YM-nya beliau dan tanpa pikir panjang aku langsung approve. Yang ada di benakku saat itu adalah, thanx God I've got a new friend. Singkat cerita, dimulailah perbincangan diantara kami yang biasanya terjadi di sela-sela waktu kerjaku. Memang perbincangan via YM itu tidak berlangsung setiap hari dengan jadwal yang teratur tapi komunikasi di antara kami termasuk intens untuk ukuran orang yang baru kenal dan belum pernah ketemu langsung (bahasa sekarangnya kopdar kali ya...) Dari komunikasi kami itu juga baru aku ketahui ternyata ada kaitan tak langsung antara Romo Felix dengan keluargaku, tepatnya dengan keluarga Om Ben di Balikpapan. Romo Felix kenal dengan Om Ben sekeluarga dan juga yang membaptis Amei waktu masih bayi saat beliau ditugaskan di Balikpapan, lucunya waktu aku di Balikpapan justru aku ga ketemu dengan beliau karena beliau udah dipindahtugaskan ke Banjarbaru (kalau ga salah huehehehe...) Selain itu, lewat chatting pula-lah aku tahu bahwa kediaman kakak Romo Felix yang di Cibinong ternyata satu komplek dengan kediaman Om yang sering kujadikan tempat pelarian kalau sedang ingin sendiri. Dan itulah yang kemarin terjadi. Pada akhirnya, aku dan Romo Felix bertemu juga..langsung ga via YM...kopdar..kopdar...huehehehe... Seperti biasa saat ngobrol via YM, kami tukar cerita diselingi dengan candaan-candaan yang membuat kami berdua tergelak-gelak menahan tawa. Puas bercerita dan bercanda, akhirnya tibalah saat kami berdua harus mengakhiri pertemuan kecil itu, Romo Felix harus segera berangkat menuju bandara. Dan sebelum kami berpisah, Romo Felix mengingatkan aku akan sesuatu, sebuah permintaan yang pernah dilontarkan via YM dan sudah aku sanggupi... apa ityu??? aja ada... *kedip-kedip mode on...

Selain pertemuan dengan Romo Felix yang menurutku menyenangkan, aku juga mengalami hal yang tidak menyenangkan di pagi harinya. Aku dapat kabar dari mama dan papa yang sedang reatreat, kabar duka cita dari keluarga Om Fred di Palangkaraya. Yanti, sepupuku, meninggal di usianya yang masih 24 tahun. Sontak aku menghubungi mama papa yang untungnya tidak sedang misa dan melakukan sedikit percakapan yang tidak nyaman buatku, karena, kematian adalah hal yang masih menjadi momok untukku. Setelah menghubungi mama papa, aku mencoba menghubungi Om Fred, beberapa kali tidak tersambung karena sibuk, pasti sedang melakukan kontak dengan keluarga yang lain. Akhirnya untuk kesekian kali, aku bisa berkomunikasi dengan Om Fred, menanyakan perihal Yanti dan memberikan beberapa kata penghiburan. Jujur, aku tersekat, karena aku tidak mahir dalam hal itu. Dengan Yanti aku tidak terlalu kenal, pertama karena faktor jarak yang memisahkan kami ( aku di Padang, Yanti di Palangkaraya) dan kedua setelah beranjak besar, Yanti tidak seperti Lisa, mba-nya yang cepat akrab. Jujur, aku belum pernah berkomunikasi langsung dengan dia, hanya mendengar kabarnya dari Om Fred atau Tante Davi saat mama melakukan kontak dengan keluarga di Palangkaraya. Bagaimanapun bentuk hubunganku dengan Yanti, dia tetap sepupuku dan aku doakan yang tebaik untuknya dan putranya. Selamat jalan Yanti, tenanglah di surga dengan Uncle Jess, salam untuk Mbah Kakung dan Mbah Putri.

Selain 2 kejadian di atas, 2hr kemarin aku habiskan untuk membaca dan bermain bersama sepupuku Titan dan Garry plus Happy, Pytwo, B-o, Tu-Mel, dan To-Bel, gerombolan puppies dari Dian Asri...sayang ga ketemu sama Monit lagi krn sudah dipindahkan ke rumah orang lain..aih lutunya puppies-puppies itu... sayang ga ambil pict-nya kemarin... Akhir kata..halah..bahasa apa siy ini...akhir pekan-ku kemarin penuh makna... Terima kasih untuk semuanya...