Thursday 29 September 2011

KKEB



KKEB. Singkatan dari Karena Ku tahu Engkau Begitu. Lagu dari Andre Hehanusa yang sudah aku dengan sejak duduk di bangku SD, lupa kelas berapa, sekitar kelas 5 atau 6. 

Dini hari tadi waktu kita balas-balasan pesan, lagu itu aku dengar lagi di Delta FM. Dan persis seperti judulnya, aku seperti sudah tahu apa yang akan kamu sampaikan di akhir pesan. 

Makasi..nice nite..sweet dream gbu.

*antara lirik lagu dan cerita kita....uhm...beda siy...


Friday 23 September 2011

Sigh....

Gubrak!!!!
Bangun kesiangan dengan perasaan aneh. Gimana ga aneh? Masa aku ngimpi'in SA, siy? Hadow...apa pula ini? Yang naksir dia setengah mati kan DS, bukan aku? Aku cuma suka aja liat SA. Ada dalam tahap amazed dengan pengalamannya. Ngimpinya aneh. Cuddle each other at a strange place. Sumpey...pleaseeeeeeeee.....ga mau... 

Tuesday 13 September 2011

So long, Rio...

Rangkaian pesan pendek kita tertanggal 6 Oktober 2009 masih tersimpan dalam telepon selularku. Entah kenapa aku menyimpannya. Dan tengah malam ini, setelah mendapat kabar dari Dion dan Om Ben, aku kembali membaca rangkaian pesan pendek itu. Semua pesan pendek kita bernada marah. Aku marah padamu karena sudah memaksa Mama, Papa, (Alm.) Budhe Tuti, dan Mba Eli untuk datang ke Pekanbaru dalam rangka persiapan pernikahanmu, padahal Padang baru saja diguncang gempa besar. Sikapmu yang menggampangkan semua urusan saat itu terus terang membuatku marah, apalagi saat kemudian aku diceritakan Papa bahwa saat mereka ada di Pekanbaru kamu tidak terlalu memperhatikan mereka, padahal mereka bertaruh jauh-jauh datang dari Padang dalam kondisi yang ga menentu dengan pertimbangan kamu  adalah keponakan mereka.  Dan kamu marah karena menurutmu aku sok tahu dan ikut campur urusanmu. Semua pesan pendek itu aku tuntaskan dengan sambungan telepon padamu. Kita masih bertengkar dan saat itu aku benar-benar tidak bisa menahan diriku. Aku berkata , " OK Rio, terserah kamu mau berargumen apa. Yang tahu niatmu baik atau tidak, cuma kamu dan Tuhan. Aku akan terus memantau keadaan sampai Mama Papa, Budhe Tuti dan Mba Eli kembali dengan selamat di rumah Padang. Kalau sampai ada apa-apa dengan mereka, maka aku akan kejar tanggung jawabmu. Aku harap kedatangan mereka ke Pekanbaru dalam rangka persiapan pernikahanmu ga sia-sia, dan aku doakan semoga pernikahanmu baik-baik saja." Emosiku sudah sangat memuncak, hingga aku menangis sesenggukan. Aku lantas menghubungi Bulik Menthil, dan bercerita bagaimana arogannya kalimat-kalimat yang kamu lontarkan padaku.

Malam ini, semua adegan itu seperti ditayangkan lagi di depan mataku.
Rio, selama ini kita memang tidak pernah dekat.
Aku ga tahu persis pekerjaanmu.
Bahkan, aku baru ngerti, istrimu (Bella), bukan perempuan yang pernah kamu kenalkan pada aku, Budhe Tuti, dan Tante Andar saat kamu datang ke Cibinong.
Aku belum sempat mengenal Raffa Pradipta Untara, putramu yg baru berumur 6 bulan.
Aku mengenalmu sejak kecil, meskipun kita berjauhan tempat tinggal. Aku di Padang, kamu di Cilegon.
Tapi aku tidak mengenalmu secara utuh.

Teka-teki keberadaanmu dijawab oleh hasil test DNA, setelah hampir sebulan tanda tanya itu menghinggapi keluarga besar kita.

So long, Rio...Tuhan sayang padamu.
Damailah jiwamu bersama Tuhan. Kami menghantarmu dengan doa.
Aku minta maaf karena relasi kita yang tidak baik.
Sampaikan salamku untuk Eyang Kakung Sutino, Eyang Putri Monica, Budhe Tuti, Om Sentot (Bapakmu), dan Om Koko.

Saturday 10 September 2011

AnOtHeR YeAr HaS GoNe Bye

Yeah right.
Another year has gone bye.
Setahun tepat 9 September ini.
Tapi aku malah tidak ingin menulisnya pas di tanggal yang sama. Entah kenapa?
Kita masih on off. Masih dengan segudang ketidak jelasan. Tapi aku masih mencoba, begitu juga denganmu, kan? Mengaku sajalah. Aku akan mengakhirinya mana kala asaku sudah tidak tertahan lagi. Karena itu artinya batasku sudah sampai. 

Hari ini (kemarin) menemui beberapa fakta, yang akhirnya membuatku urung menulis perihal ini tepat di tanggal yang sama. Aku tidak ingin menodai memoriku dengan fakta yang hari ini (kemarin) aku temukan. Aku hanya ingin menyimpan memori setahun yang lalu.


Wednesday 7 September 2011

GeLo

Tadi pagi bangun dengan kondisi keringatan teramat sangat, jam enam pagi kurang sepuluh menit. Artinya aku tidur selama sembilan setengah jam tanpa jeda. Barangkali kecapekan karena kemarin kali pertama aku jogging. Jogging tiga kali keliling Taman Suropati, dua kali jalan, pahong dua ratus kali, tebasan samping dua ratus kali, naik turun dudukan lima puluh kali.

Hasilnya? Jam tanganku hilang, pas udah mau pulang, cuma nyabet lock n lock karena udah haus banget, tapi jamnya lupa diambil. Begitu balik lagi ke Suropati nyari, udah ga ketemu. Ya sudahlah...sudah hilang, ga mungkin balik. Tapi aku masih gelo...karena jam itu baru setahun delapan bulan bersamaku. Jam itu hadiah ulang tahunku ke dua puluh tujuh, dari aku sendiri.