Saturday 22 May 2010

sUpPoRt






Dukungan seperti apa yang kamu cari?
Dukungan seperti apa yang kamu butuhkan?

Apa yang kami lakukan selama ini tidak menunjukkan bahwa kami mendukungmu?
Lantas, yang kamu beri ucapan terima kasih atas dukungan yang kamu rasakan, hanya kamu alamatkan pada rekan-rekanmu?
Lalu, dimanakah posisi kami?

It may sounds not proper to ask you about this
But it distracting me alot and the others too.

I hope you will have something to learn from this kind of situation
Wish all the best for you




Gambar diunduh darihttp://www.nokia.ca/NOKIA_COM_1/Environment/img/support_hero.jpg

Friday 21 May 2010

gOd BlEsS yOu

Barusan menyapa DGSS untuk yang kesekian kalinya.
Dan seperti sudah aku prediksi, responnya dingin.
Aku heran dengan sikapnya.
Sudah sejak bulan Maret DGSS tidak lagi bersikap ramah.
Aku seperti dianggap bukan siap-siapa olehnya.

Padahal juga di bulan Maret, ada beberapa komunikasi yang DGSS lakukan terlebih dulu ke aku. Misalnya, dia telpon pada jam kantor, beberapa kali, aku jawab tapi didiamkan begitu saja olehnya. Itu seingatku Rabu 10 Maret 2010. Lalu beberapa hari kemudian, tengah malam, DGSS mengirimiku pesan singkat, dan saat aku respon via telpon, DGSS menjawabnya dengan nada malas. Lalu mulai saat itu, blas...ga ada lagi komuniasi diantara aku dan DGSS. Sapaanku di FB-pun juga tidak direspon. Bahkan beberapa diantaranya setelah aku perhatikan, dihapus, entah itu comment atau sapaan. 




Terakhir berbincang via telpon, pada saat Paskah, itu juga karena ada Mama dan Putri, makanya DGSS mau berbincang, setelah itu? ... 

Sudahlah, aku mendoakan yang terbaik untukmu.
Untuk rekoleksi persiapan studi dan juga studi itu sendiri yang bakal kamu tempuh selama 5 tahun di Roma. Dan lebih dari itu, aku mendoakan panggilanmu yang kuharap akan selalu kamu perjuangkan. Puji Syukur no. 183 selalu aku baca setelah Puji Syukur no. 161 - 162.

DGSS, sukses untuk setiap langkahmu menggenapi panggilan Uncle Jess.
GBU. 


*Gambar diunduh dari http://evangsmailoa.blogspot.com/2009/11/laporan-final-project.html
*Foto DGSS di-grabbed dari account FB-nya

Friday 14 May 2010

wHeRe ArE yOuR eFfOrTs???

Ini kedua kalinya aku diajak ngobrol secara personal, meskipun yang menjadi topik adalah tugasku. Aku menghargai teguran darinya. Aku bilang teguran karena memang beginilah gayanya, tidak pernah menegur secara terang-terang-an, selalu dengan kalimat yang menginspirasi, meneguhkan, dan menyemangati. AP, sosok leader yang kadang bikin "sebel" dengan "kecerewetannya" dan "kepikunannya" membuatku tidak pernah kehilangan dignity meskipun aku sedang dalam kondisi ditegur atas kesalahan dan kekuranganku. Pribadi ini selalu bersikap humanis meskipun sedang marah atau menegur. 

Aku sadar, beberapa waktu terakhir ini kinerjaku menurun, somehow kalau boleh jujur, aku bosan. Tapi akan sangat ga adil kalau alasan itu yang aku utarakan manakala aku ditanya oleh AP, SD, dan IS (dua pribadi lain yang juga selalu berusaha bersikap humanis setiap saat). Selain itu, aku juga minder, akan kapasitasku. Lain dari pada itu, entah kenapa aku jadi ga disiplin, tentunya berkaitan dengan waktu. Satu tugas bisa memakan waktu yang lebih lama dari biasanya. Aku sendiri juga merasakan penurunan itu, tapi sampai saat ini masih berkutat berjuang untuk bisa disiplin lagi. Entah itu soal tugas ataupun urusan pribadi. 

Apa niatku yang ga cukup kuat dan besar?
Hanya niat saja yang kuat dan besar, tanpa  usaha keras ya sama saja NOL BESAR. 

Urgh...harus bisa mendapatkan kembali semangat juang, niat, dan usaha keras yang sebelumnya aku miliki, kalau perlu ditambah lagi. 

Tuhan, ini salah satu pain yang aku bilang barusan.

tHoSe PaIn



Dear God, thank you so much for those pain.
Especially for the unseen one.

I do promise in You, will not do the same thing again.
Please keep my walk just next beside you.


Gambar diunduh dari http://chaliciousgealgeol.wordpress.com/2009/07/31/tangisan-di-malam-itu/

Friday 7 May 2010

sIgH

Sempat merasa kosong setelah perpisahan itu. Dan tiba-tiba tersentak dengan kabar yang kamu kirim. Sebuah permintaan yang misterius bagiku. Dan yang kemudian sempat membuatku merasa sangat bersalah

Ada apa? Sesulit itukah bercerita padaku? Bukankah kita sepakat, persahabatan adalah pilihan selanjutnya? Dan dalam persahabatan ada keterbukaan?

Terus terang, aku jadi negative thinking padamu. Ga salah kan kalau kemudian aku berpikir
Ini exit strategy-mu untuk tak lagi bersahabat denganku? Terlebih dengan permintaan yang kamu sampaikan padaku