Tuesday 19 April 2011

My DeEp CoNdOlEnCeS

Nella, i do really sorry for the lost of your lovely Bapak.
I'm so sorry for not being around you there, 
for not being your shoulder to cry on.
Be thought, Nella.
I know you can make it. GBU.
Wish i was there.
*bighugs

Foto berdua Nella, 7 Desember 2010 di Atrium Senen, saat kumpul dengan Kak Bulek, Cia, Jansen, dan Noel

Rangkaian kalimat itu yang aku kirim ke Nella tepat pukul 06:34:06 setelah selama setengah jam sebelumnya dikabari Kak Vitri via sms mengenai kepergian Bapak di rumah sakit Yos Sudarso, Padang akibat serangan jantung. Aku kaget, sekaget-kagetnya. Sambil konfirmasi ke Kak Vit, aku kontak Mama via telpon, Mama juga kaget, dan berjanji akan datang melayat ke rumah Nella bersama Papa. 

Aku lantas menghubungi beberapa teman via sms, yang menurutku mengenal Nella secara baik, salah satunya Bang Hendriko. Tangisku baru pecah saat Bang Hendriko menelponku. Terisak aku bercerita kronologi kabar yang aku terima dari teman-teman di Padang. Aku juga sampaikan pada Bang Hendriko, Noel dan Fani (adeknya Nella) serta Om-nya sedang dalam perjalanan menuju bandara untuk pulang ke Padang. Bang Hendriko baik banget, berinisiatif untuk mencari Noel dan Fani di bandara.

Aku mandi, sambil masih menghubungi beberapa teman, termasuk Putri, adekku. Setelah rampung beres-beres, aku mampir sebentar ke kost-an kak Vit di depan kost-ku. Kami ngobrol, seputar kronologi kepergian Bapak. Aku sampaikan semua hal yang terlintas dalam pikiranku sejak bangun pagi. Aku jadi ingat, Juli lalu, saat kepergian Bapak Kak Vit, malamnya, aku dan Nella yang saat itu masih di Padang, bercerita lama sekali, hampir 4 jam kami ngobrol di telpon. Kami saling mengungkapkan ketakutan kami akan kehilangan orang tua dan anggota keluarga. Dan tadi pagi, aku melakukannya dengan Kak Vit. Entahlah....yang tepikir olehku, bagaimana dengan Nella. Baik2kah dia di sana?

Kabar dari Defi (rekan sekelas Nella di kelas persiapan) lumayan membuatku lega, setidaknya tahu bahwa Nella tidak sendiri di Maastricht. Nella tinggal di satu rumah yang dihuni 8 orang mahasiswa dan 6 diantaranya dari Indonesia. Setidaknya Nella ada temannya.

Aku sedih, terutama sekali aku justru ga ada di sampingnya, dan juga mengingat relasi kami yang agak renggang justru menjelang keberangkatannya. To be honest, aku merasa bersalah.

Dear Uncle Jess, aku pintakan yang terbaik untuk Bapak, untuk Mamak, untuk Noel, untuk Fani, dan terutama untuk Nella. Terima kasih.

3 comments:

  1. Yups, suatu saat nanti kita semua akan menuju ke sana, hanya cara dan waktunya yg mungkin berbeda. Hendriko & fam mengucapkan turut berduka cita :(
    Buat Nella; tetaplah tabah dan tegar di negeri tulip karena dengan demikian Anda telah melaksanakan salah satu keinginan Bapak, bahwa salah satu dari kalian bertiga harus ke luar negeri.
    Selamat berjuang; Gbu !!

    ReplyDelete
  2. Bang Hendriko,
    Terima kasih supportnya.

    ReplyDelete
  3. thank you wiek, bang hendriko,,,thank you for being around

    ReplyDelete